Ada seorang pengembara tiba di sebuah negeri di Timur Tengah. Orang
ini mendengar ada seorang bijaksana di negeri itu, dan ingin menemuinya.
Pria bijaksana itu di kenal saleh, dan baik hati sehingga sangat
dikasihi banyak orang. Untuk itu tidak sulit menemukan pria bijaksana
itu. Ketika pengembara itu bertanya dimana rumahnya, setiap orang yang
di temuinya langsung menunjuk ke arah ujung perkampungan dimana berdiri
sebuah gubuk reyot.
Ketika ia mengetuk pintu gubuk itu,
muncul seorang pria tua yang mempersilahkan ia masuk. Pengembara itu
sangat terkejut mendapati bahwa pria bijaksana itu tinggal di gubuk
reyot yang isi rumahnya hanya sebuah meja, sebuah kursi, satu kompor dan
alat memasak saja.
Karena merasa tidak nyaman, pengembara itu bertanya, “Dimana perabot rumah Anda?”
Orangtua tadi balik bertanya dengan lembut, “Mana milik Anda?”
“Tentu saja di rumah saya. Kan saya sedang merantau, tidak mungkin saya membawa perabotan saya,” jawab pengembara itu.
“Saya juga,” jawab orangtua yang bijak itu. “Saya kan sedang merantau di dunia ini.”
Apakah
Anda sadar bahwa kita sebenarnya perantau di dunia ini? Rumah kita
adalah di sorga, dimana Yesus sedang menyiapkannya bagi kita. Namun
banyak orang saat ini melupakan bahwa diri mereka adalah perantau
sehingga yang mereka sibukkan adalah mengumpulkan harta di dunia ini.
Pada hal pada akhirnya semua harta dunia itu tidak dapat mereka bawa
ketika tiba saat untuk pulang ke rumah Bapa di Sorga.
Jangan
lupakan bahwa Anda adalah perantau di dunia, gunakanlah harta duniawi
ini untuk menghasilkan kekayaan sorgawi. Berkah Dalem
sumber:Bunda Maria Santa Perawan Suci
This entry was posted on Senin, Agustus 12, 2013 and is filed under
pelajaran
,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.