INDAHNYA TANGAN IBUKU
Senin, Agustus 06, 2012 | Author: felix prima ardy
Suatau hari ketika ibu saya berkunjung, ibu mengajak saya untuk shopping bersamanya kerana dia menginginkan sepasang kurung yg baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi membeli sesuatu bersama dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami pergi juga ke pusat membeli belah tersebut.

Kami mengunjungi setiap butik yang menyediakan pakaian wanita, dan ibu saya mencuba sehelai demi sehelai pakaian dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai penat dan kelihatan jelas riak2 kecewa di wajah ibu. Akhirnya pada butik terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencuba satu baju terlihat bagus dan cantik . Dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam fitting room, saya melihat bagaimana ibu mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengenakannya.



Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya, seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh rasa kasihan yang dalam kepadanya. Saya berbalik pergi dan coba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke fitting room untuk membantu ibu mengenakan pakaiannya.

Pakaian ini begitu indah, dan ibu membelinya. Shopping kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat kulupakan dari ingatan . Sepanjang sisa hari itu, fikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam fitting room tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengenakan pakaiannya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya,
sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling sederhana dan membekas dalam hati saya.

Pada malam harinya saya pergi ke kamar ibu, namun saya sungguh meneteskan air mata, dalam gegaman doa tangannya, beliau masih tetap menyebut namaku dalam doanya, setelah selesai berdoa saya mendekatinya, saya mengambil tangannya, lantas menciumnya ... ibu tersenyum mendengar perkataanku dan menjawabnya "tangan ini sudah ibu pergunakan dengan sebaik baiknya untuk kehidupan keluarga kita, memasak, mencuci, semua hal dari kamu bayi dan dewasa kini, namun anaku tak ada yang lebih berharga adalah ketika mengetahui bahwa dari kedua tanganku aku bisa menyentuh kembali rambutmu dan mengusap-usapkan tanda sayangku kepadamu hingga kini..." tetes air mataku mengalir kecil di pipi, mensyukuri kasihnya tak pernah berhentii. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan sejelasnya, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang pengorbanan dari seorang ibu.

Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri. Dunia ini memiliki
banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu.

sumber:Bunda Maria Santa Perawan Suci
This entry was posted on Senin, Agustus 06, 2012 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.